SUMENEP, Garudasatunews.id – Tim Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Sumenep, Jawa Timur, berhasil menangkap dua pria yang diduga melakukan pemerasan terhadap seorang kepala desa. Kedua pelaku tersebut adalah Jufri (59), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor Inspektorat Sumenep, dan Syaiful Bahri (48), ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) BIDIK.
Mereka diduga memanfaatkan posisi mereka untuk menekan korban, Siti Naisa, kepala desa di Kecamatan Batang-Batang, dengan alasan adanya penyimpangan dalam proyek pengaspalan jalan yang dibiayai oleh Dana Desa (DD).
Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda, mengungkapkan bahwa kedua pelaku ditangkap dalam operasi tangkap tangan pada Minggu (25/5/2025). Rivanda menjelaskan bahwa upaya pemerasan ini dimulai dari pesan WhatsApp yang dikirim Jufri kepada korban pada 23 Mei 2025. Dalam pesan tersebut, Jufri mengancam bahwa Syaiful Bahri akan melaporkan proyek jalan desa ke Inspektorat jika tidak diberikan uang sebesar Rp 40 juta.
Karena merasa tertekan, korban melakukan negosiasi dan akhirnya setuju untuk memberikan Rp 20 juta. Pertemuan antara korban dan pelaku disepakati berlangsung di rumah Jufri, Desa Kolor, Kecamatan Kota. Pada hari yang telah ditentukan, korban datang bersama suaminya, membawa uang tunai sesuai permintaan.
Setelah uang diserahkan kepada Syaiful Bahri, petugas dari Sat Reskrim Polres Sumenep yang telah mengawasi sejak awal langsung menangkap kedua pelaku.
“Kami mengamankan beberapa barang bukti,” tambah Rivanda. Barang bukti yang disita meliputi uang tunai sebesar Rp 20 juta yang telah dimasukkan ke dalam tas, dua unit ponsel, dan dokumen percakapan.
Akibat tindakannya, Syaiful Bahri dikenakan Pasal 368 ayat 1 jo Pasal 335 ayat 1 KUHP, sedangkan Jufri dikenai Pasal 55 KUHP sebagai pelaku yang turut serta dalam kejahatan tersebut. “Ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap praktik pemerasan yang merusak integritas pelayanan publik,” ungkapnya. (Red-GSN)
