Anggota LSM Gebrak Meja dan Picu Kericuhan di SD Negeri

oleh -59 Dilihat
banner 468x60

SUMENEP, Garudasatunews.id – Sebuah video yang viral menunjukkan seorang warga yang mengaku sebagai anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggebrak meja dan menyebabkan kericuhan di salah satu sekolah di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa (27/5/2025).

Rekaman yang menyebar luas di media sosial dan aplikasi pesan itu terjadi di ruang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Duko 1, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, sekitar pukul 08.30 WIB pada Senin (26/5/2025).

banner 336x280

Dalam video tersebut, warga yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota LSM Bidik, bernama Muhlis, mempertanyakan penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang mencapai belasan juta rupiah, yang diduga tidak sesuai dengan peruntukannya.

Pertikaian antara Muhlis dan kepala sekolah sempat terjadi sebelum akhirnya Muhlis menggebrak meja, yang memicu kericuhan di lokasi.

Karena situasi semakin tidak terkendali, Muhlis diminta untuk meninggalkan ruang guru. Namun, dia menolak dan malah menantang untuk dipukul. Berulang kali, Muhlis berusaha memegang tangan para guru dan memaksa mereka untuk memukulnya. “Ayo pukul saya, pukul, pukul,” tantangnya dengan nada provokatif.

Di tengah pertikaian tersebut, sejumlah pihak dari sekolah berusaha mendorong Muhlis keluar dari ruang guru. Beberapa siswa yang menyaksikan kejadian itu merasa ketakutan. Kepala SDN Duko I, Moh. Yunus (55), mengonfirmasi bahwa video kericuhan tersebut dipicu oleh perilaku tidak pantas seorang anggota LSM di sekolahnya.

“Sampai anak-anak (siswa) menjerit-jerit karena kejadian kemarin,” kata Yunus. “Dia adalah orang lokal, dan sikapnya, seperti yang terlihat dalam video, sangat arogan,” tambahnya. Menurut Yunus, perilaku anggota LSM yang tidak pantas ini sudah terjadi dua kali di SDN Duko I, meskipun dengan orang yang berbeda dan saat itu mengaku sebagai wartawan.

“Ketika kami tunduk pada mereka (LSM), teman-teman kami akan semakin dipermainkan. Itu adalah pernyataan dari KKKS kepada kami,” jelas Yunus.

Saat ditanya apakah semua anggota LSM bersikap tidak terpuji, Moh. Yunus menjawab tidak. Menurutnya, ada beberapa anggota LSM yang datang dengan cara yang baik.

“Mereka (LSM) ada yang datang dengan sopan, menawarkan barang, dan ketika kami menolak karena tidak memiliki anggaran, mereka menerima penolakan itu dengan baik,” kenang Yunus.

Pihak SDN Duko I telah melaporkan insiden yang viral tersebut kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep melalui pengawas sekolah.

“Kami belum melapor ke polisi. Namun, kami masih mempertimbangkan keberlangsungan murid, karena harus bolak-balik untuk memenuhi panggilan polisi jika melaporkan hal itu. Kami merasa kasihan pada anak-anak,” tambahnya. (Red-GSN)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.