“Gantikan Hasto Kristiyanto Menurut Pengamat”
JAKARTA, Garudasatunews.id – M. Jamiluddin Ritonga, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, memberikan pandangannya mengenai pemilihan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan yang akan segera dilaksanakan. Pemilihan ini dilakukan untuk mencari pengganti Hasto Kristiyanto, yang saat ini terlibat dalam kasus dugaan suap dan penghalangan penyidikan terkait kasus Harun Masiku.
Jamil menekankan bahwa ada banyak kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam memilih Sekjen PDIP. “Beberapa di antaranya meliputi loyalitas terhadap partai, integritas, kematangan politik, dan kemampuan manajerial,” ujarnya saat dihubungi oleh Tribunnews.com pada Senin (2/6/2025).
Ia juga menambahkan bahwa penting untuk memperhatikan keseimbangan antar faksi di dalam PDIP, termasuk mempertimbangkan hasil fusi beberapa partai yang membentuk PDIP.
Keseimbangan sangat penting untuk menjaga harmonisasi internal PDIP. Berdasarkan kriteria tersebut, Jamil mengidentifikasi dua kader PDI Perjuangan yang dianggap pantas untuk menjabat sebagai Sekjen PDIP.
Ahmad Basarah dan Deddy Sitorus dianggap sebagai sosok yang mampu menjembatani berbagai faksi di PDIP, menurut Jamil. Ia menjelaskan bahwa kedua individu ini layak dipertimbangkan untuk posisi Sekjen PDI Perjuangan karena usia mereka yang relatif muda.
“Ini penting untuk mengimbangi Megawati yang sudah berusia lanjut,” tambah Jamil. Ia juga menekankan bahwa kapasitas keduanya tidak kalah dengan Hasto Kristiyanto. Dengan demikian, Megawati tidak akan mengalami kesulitan dalam mendelegasikan kepemimpinannya kepada mereka.
“Keduanya sudah matang dalam berideologi dan memahami Soekarnoisme. Oleh karena itu, Ahmad Basarah dan Deddy Sitorus sangat pantas untuk menjadi Sekjen. Kini, tinggal Megawati yang harus memilih salah satu dari kedua kader terbaiknya,” tutup Jamil.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat, memberikan tanggapan mengenai kemungkinan Hasto Kristiyanto akan kembali menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP dalam Kongres yang akan berlangsung pada tahun 2025. Djarot menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan interpretasi mengenai hal tersebut. Namun, saat ini, Hasto Kristiyanto masih menjabat sebagai Sekjen PDIP.
“Wah, kami tidak bisa menginterpretasikan hal itu. Yang jelas, Sekjen saat ini masih Pak Hasto Kristiyanto,” ungkap Djarot setelah acara peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Minggu (1/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa penunjukan Sekjen merupakan hak prerogatif ketua umum yang terpilih dalam Kongres. “Di dalam Kongres, ketua terpilih memiliki hak prerogatif untuk menyusun kepengurusan, termasuk memilih Sekretaris Jenderal,” tambah Djarot. Selain Sekjen, struktur kepengurusan di tingkat pimpinan pusat juga akan ditentukan oleh Megawati.
“Dari sini, kewenangan sepenuhnya ada di tangan ketua umum. Sebab, yang terpilih dalam Kongres hanyalah ketua umum,” kata Djarot.
Ia menambahkan bahwa seluruh kader PDIP menginginkan Megawati untuk kembali menjabat sebagai ketua umum dalam Kongres yang akan berlangsung tahun ini. “Saya selalu menyampaikan bahwa suara dari bawah menginginkan Ibu Megawati Soekarnoputri tetap sebagai ketua umum,” jelasnya.
Dengan demikian, Djarot menyatakan bahwa Kongres hanya perlu mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP. “Kongres tinggal mengukuhkan beliau sebagai ketua umum dan memberikan kewenangan penuh untuk menyusun kepengurusan DPP periode 2025-2030,” tuturnya. (Red-GSN)